Kunci Menjadi Lebih Baik

Cikarang – Pondok Pesantren Ibnu Abbas kembali menyambangi rumah tahanan Polres Metro Bekasi untuk berbagi nasihat dan ilmu agama. Melanjutkan pembahasan pada pekan sebelumnya, pertemuan ke dua ini membahas tentang pintu taubat sebagai kunci untuk memperbaiki diri. Di mana penyampaian tausyiah ke dua ini dilakukan oleh Direktur Pendidikan Pondok Pesantren Ibnu Abbas Cikarang, Iwan Setiawan, S.Pd.I. Rabu, (19/8).

Saat mengawali tausyiahnya, Direktur Pendidikan Ponpes Ibnu Abbas, Iwan Setiawan, S.Pd.I mengajak para tahanan untuk sama-sama membaca surat Al Fatihah. Dengan dipimpin olehnya, seluruh tahanan pun ikut membaca surat Al Fatihah dengan penuh antusias.

“Mengawali pertemuan ini, mari kita sama-sama membaca surat Al Fatihah. Mungkin saja ini (Membaca surat Al Fatihah) bisa menjadi obat kerinduan kita terhadap kalamullah (firman Allah),” Ujar Pak Iwan, sapaan akrabnya. Rabu, (19/8).

Di dalam tausyiahnya, Pak Iwan pun kembali menyampaikan bahwa, Allah tidak pernah menutup pintu taubat bagi para hamba-hamba-Nya, meskipun hamba-Nya melakukan perbuatan yang melampaui batas.

Allah Ta’ala berfirman:

???? ???????????? ????????? ??????????? ??????? ??????????? ??? ??????????? ??? ????????? ??????? ? ????? ??????? ???????? ?????????? ???????? ? ???????? ???? ?????????? ??????????

Artinya: Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Az Zumar [39] : 53)

Ayat tersebut menjadi pengingat bagi semuanya untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah atau pintu-pintu kebaikan bagi hamba-Nya.

“Ayat ini, Allah tunjukan kepada orang-orang yang bergelimang keburukan (dosa) untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah,” ujarnya menjelaskan ayat tersebut.

Selain itu di dalam ayat tersebut, Allah menunjukan kasih sayangnya dengan berkata kepada para pendosa dan durhaka terhadap diri-Nya melalui seruan kata ‘hamba’.

“Allah menyeru kepada para pendosa, dengan sebutan yang sangat lembut sekali, yaitu: wahai hamba-hamba-Ku,” tambahnya.

Melalui ayat yang disampaikannya, Pak Iwan menegaskan bahwa Allah senantiasa menyayangi hamba-hamba-Nya, bahkan kepada mereka yang telah melampaui batas.

Sebelumnya, IPDA Suwari juga menyampaikan bahwa para tahanan di Polres Metro Bekasi ini, kebanyakan dari mereka ditangkap akibat dari kasus perdagangan narkoba.

“Kebanyakan warga binaan kami dari kasus narkoba,” ujar Kanit Binmas, IPDA Suwari, yang kembali mendampingi Ponpes Ibnu Abbas dalam kegiatan ini.

IPDA Suwari, saat mendampingi kegiatan tausyiah kepada warga binaan Polres Metro Bekasi. – Poto: Yz/As

Menyambung dengan pembahasan sebelumnya, Pak Iwan juga kembali mengingatkan tentang harapan untuk bisa berubah menjadi seseorang yang lebih baik setelah melakukan perbuatan dosa. Termasuk dosa di dalam kasus narkoba ini.

“Sebagaimana yang sudah pernah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, bahwa sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah mereka yang bertaubat,” tambah Pak Iwan, mengingatkan kembali para tahanan untuk tetap optimis dalam usahanya memperbaiki diri.

Dalam hal ini, Pak Iwan juga menyampaikan tentang syarat-syarat hamba di dalam bertaubat, seperti:

  1. Menyesali serta merasa sedih atas dosa dan kesalahan yang sudah dilakukan
  2. Berhenti dari dosa yang dilakukan, jika dosa tersebut perubatab melanggar larangan Allah maka tinggalkan larangan tersebut dan jika berupa meninggalkan perintah Allah maka kerjakan perintah tersebut
  3. Tekad kuat untuk tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut
  4. Tunaikan hak orang orang yang terdzolimi

Kendati seorang hamba telah melakukan dengan baik syarat-syarat taubat yang sudah disampaikan, jika tidak didasari dengan rasa ikhlas, maka semua akan terasa sia-sia.

“Semua dilakukan dengan penuh keikhlasan,” tambah Pak Iwan.

Keikhlasan akan menahan seorang hamba agar tidak terjerumus lagi ke dalam dosa. Adapun jika seorang hambah sudah berusaha dengan maksimal dalam taubatnya, akan tetapi ia masih terjerumus ke dalam perbuatan dosa, khendaknya hamba itu kembali memperbaiki taubatnya.

Melalui tausyiah ini juga, Ponpes Ibnu Abbas dan Polres Metro Bekasi, mencoba untuk mengingatkan kepada warga binaannya agar tidak terjerumus kembali kepada perbuatan dosa yang pernah dilakukan.

Kemaksiatan yang dilakukan oleh seorang hamba, akan menyebabkan hati mereka penuh dengan kegelapan, sehingga ia pun buta dari kebaikan. Sebagaimana yang pernah Rosulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam sampaikan di dalam sebuah hadits:“Kita menahan diri untuk tidak kembali terjerumus ke dalam kemaksiatan atau dosa, serta kejahatan yang pernah dilakukan, dengan mempertebal keimanan kita terhadap Allah,” ujarnya.

“Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya.

HR Ahmad, At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban.

Kegiatan ini merupakan bagian dari usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan mendapatkan nikmat keimanan di dalam hati.

“Majelis yang singkat dan sederhana ini, merupakan salah satu upaya kita, wasilah kita, untuk mendapatkan nikmat iman kepada Allah,” tambahnya lagi di akhir-akhir tausyiah.

Di akhir tausyiahnya, Pak Iwan juga menyampaikan kisah keteguhan hati dari seorang ulama dalam menyikapi takdir Allah, dan mampu menjadikan itu sebagai bahan untuk memperbaiki dirinya.

“Di mana dikisahkan ada seorang ulama (Amr bin Muroh), yang tatkala itu takjub karena melihat kecantikan seorang wanita, lalu karena sebab itulah Allah menarik nikmat pengelihatannya. Sehingga ulama tersebut pun buta,” ujar Pak Iwan mengisahkan kisah tersebut.

“Saat itu, Amr bin Muroh pun menyadari kesalahannya, dan juga berdoa: Semoga apa yang saya dapatkan, mata yang buta ini, menjadi penebus dari dosa yang saya lakukan,” tambahnya.

Melalui kisah ini, Pak Iwan ingin menyampaikan kepada semuanya (para tahanan), untuk bisa menyadari perbuatan atau dosa yang telah dilakukannya, dan bisa menerima takdirnya dengan penuh tanggung jawab.

Hikmah kisah:

  1. Jika Allah menyangi seorang hamba, salah satunya Allah tidak akan membiarkan hamba tersebut bergelimang dosa, karena itu akan segera Allah ingatkan.
  2. Seorang hamba yang beriman tatkala diingatkan hendaknya segera sadar, dan ridho dengan cara Allah tersebut dan berusah memperbaiki diri.

“Oleh karena itu yakinlah bahwa keberadaan saudara di tempat ini adalah bagian cara Allah membimbing saudra sekalin untuk kembali kepada kebenaran dan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Bertaubat dengan sebenar-benarnya dan jalani proses hukum yang ada dengan penuh keridoan dan tanggung jawab. Semoga dengan hal tersebut dapat menjadi sebab terampunkannya dosa-dosa disisi Allah,” tutup Pak Iwan di dalam tausyiahnya.

Terakhir, berbeda dari pertemuan sebelumnya, pada tausyiah kali ini para warga binaan memiliki kesempatan untuk bertanya. Kesempatan ini pun diambil dengan sangat antusias oleh mereka untuk lebih mengenal ilmu-ilmu agama.

Sayangnya, sesi ini hanya dibatasi oleh dua orang penanya. Meskipun sejatinya banyak di antara mereka yang ingin mengajukan pertanyaan kepada pemateri.

Adanya pertanyaan tersebut seakan-akan memberikan kesan yang antusias dari warga binaan Polres Metro Bekasi dalam mengikuti kegiatan ini. Di sisi lain dari adanya pertanyaan itu, menunjukan kebutuhan mengenai bimbingan dan arahan bagi mereka untuk lebih taat dalam beragama, serta bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari kondisi mereka saat ini.

Sesi tanya jawab ini akhirnya menutup kegiatan tausyiah dari Direktur Pendidikan Ponpes Ibnu Abbas untuk warga binaan Polres Metro Bekasi.