Esensi: “Mengajar dan Guru”

Cara terbaik untuk melakukan perubahan dan meningkatkan kualitas hidup adalah mengajar. Dengan mengajar kita memberdayakan semua potensi yang kita miliki. Mulai dari pendengaran, penglihatan, hati, fisik, perasaan, fikiran bahkan jiwa.

Mengajar adalah cara terbaik untuk merawat potensi, mengalirkan energi, membuka persepsi, menjaga hafalan, memancing kesadaran, mengembangkan konsep pemikiran serta  memantik ide dan gagasan.

Mendidik bukan sekedar memindahkan ilmu atau mengisi wadah otak sebagaimana mengisi bejana.

Namun lebih dari itu, yakni bagaimana memasukan ilmu ke dalam relung hati sehingga tumbuh kesadaran terdalam dalam diri seseorang untuk melakukan perubahan.

Mendidik adalah sebuah seni berinteraksi dengan hati manusia. Apa yang datang dari hati maka akan sampai  ke hati. Apa yang  dari lisan hanya akan sampai ke telinga. Begitulah kekuatan guru, menginspirasi tanpa menggurui.

Guru adalah lampu zaman yang menerangi hati dari kegelapan, menyinari jiwa dengan keindahan dan mewarnai kepribadian dengan kemuliaan. Hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia. Inspirasi itu nyata,  bukan sekedar kata-kata.

Guru hendaknya bisa menjadi sosok yang kehadirannya dinantikan, nasehatnya didengarkan, kepergiannnya ditangisi, gagasannya dilanjutkan, diamnya menginspirasi, kata-katanya memotivasi dan keteladanannya menggerakan aksi.

 

Cikarang, 9 Desember 2021

Bibit Abu miqdad M.Pd.

Pengasuh Ponpes Ibnu Abbas Cikarang